Dubai Trip Video in 60″

Perjalanan berduaan 5 tahun yang lalu (Mei 2016) menyisakan banyak kenangan. Dan dikumpulkan lah kenangan itu di video 1 menit ini.

Kok baru dibikin sekarang?

Ya karena perjalanan itu juga menyisakan ‘luka’ di hati yang cukup dalam. Pertama kali mambawa drone ke luar negeri, di saat maiden flight malah jatuh dipatuk elang gurun. Silakan tonton video jatuhnya drone itu di sini.

Di sisi lain, kedatangan kami di musim panas itu memang cukup mengasyikkan. Salah satu yang paling berkesan tentu mengendarai mobil di gurun pasir, atau nama tripnya adalah sand dune bashing tour.

Juga kilauan malam di Burj Al Khalifa, bangunan tertinggi di dunia hingga saat ini, ada di video ini. Gak perlu lama-lama, tonton aja langsung ya, cheers!

Masjid Ayasofya

Foto saat berkunjung ke Istanbul Agustus 2014 ini tiba² bermunculan kembali di dunia sosial media. Ini tak lepas dari keputusan presiden Turki Erdogan yang mengubah fungsi museum Haga Sophia kembali ke sebuah masjid seperti 86 tahun yang lalu.

Sontak keputusan ini menuai pro dan kontra. Banyak yang mensyukuri tak sedikit pula yang menyesalinya. Namun apa yang ditunjukkan Erdogan dan pemerintahannya, patut diacungi jempol. Beliau tetap kukuh pada pendiriannya dan tak bergeming walau badai kritikan datang dari beberapa negara.

Dan hari Jumat sore kemarin, kami pun turut merayakan hari bersejarah itu dengan mengikuti siaran langsung sholat Jumat perdana di Masjid Ayasofya via Youtube, sebuah tempat yang luar biasa indah ornamen dan bangunan arsitekturnya, yang mungkin sudah berdiri lebih dari 1000 tahun yang silam.

Semoga akan terus menjadi masjid sebagai tenpat untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, berdampingan dengan masjid Biru yang ada di hadapannya.

Allahu Akbar!

Thawaf Wada

Cepat sekali waktu berlalu di sini. Senin ini hari terakhir kami di tanah suci. Thawaf Wada pun kami lakukan setelah mendengar pemaparan teknis kepulangan oleh ustadz Adi Hidayat di hotel Al Shofwah.

Total ada 8 kali thawaf yg aku lakukan selama 4 hari di Mekkah, sedangkan Maryam bisa sampai 3 kali. Hebat nak!

Kepulangan ke Indonesia ternyata dibagi dua kloter/kelompok terbang. Kami mendapat jadwal kedua, berbeda dengan ustadz Adi Hidayat yang terbang duluan, 4 jam sebelum kami.

Semoga semua ibadah dan umrah kami diterima Allah subhanahu wa ta’ala, aamiin.

Jumatan di Haram

Beberapa tahun lalu pernah aku publish tips Jumatan di mataf/di depan Ka’bah. Caranya kita tawaf saat khatib naik mimbar, namun syaratnya kita sudah masuk terlebih dahulu ke area tawaf/mataf.

Dan saat musim liburan akhir tahun ini, rencana itu hampir buyar, terlebih karena hotel tempat kami menginap begitu dekat dengan Masjidil Haram.

Aku turun dari kamar pukul 10 pagi waktu Saudi Arabia setelah melihat dari jendela kamar lantai tawaf sudah cukup ramai. Namun, ternyata para askar telah menutup akses menuju mataf, karena saat itu lantai Ka’bah sudah terlalu penuh.

Sempat 2 kali melompati pagar yang disusun oleh petugas untuk menghalangi jamaah yang ingin masuk ke mataf, tapi 2 kali juga aku tertangkap askar dan dikembalikan ke tempat semula..😝

Akhirnya aku menyerah, sembari memohon keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala agar diberikan ijin masuk ke mataf. Aneh bin ajaib, sembari berjalan melawan arah orang tawaf di lantai 1, ternyata pintu dari arah Al Fahd sama sekali tidak ada barikade dan askar. Ma syaa Allah, seperti anak kecil aku bergembira sambil sedikit berlari turun berbaur memasuki putaran jamaah yang sedang tawaf, Bismillaahi Allahu Akbar!

Selesai 7 putaran, aku memilih tempat di antara Maqom Ibrahim dan Ka’bah, tapi itu ternyata keputusan yang salah, karena Jumat itu tempat tersebut digunakan untuk mimbar khatib dan tempat sholat. Mimbar khatib itu memang portable, dapat dipindah dan disetir oleh petugas. Keren.

Akhirnya, aku diusir deh sama askar dan berpindah ke tempat lain, di belakang Hijr Ismail yang memang lebih lengang.

Duduk deh di situ menunggu ceramah Jumat selesai sembari bersyukur menerima ketentuan Allah di siang itu, Jumatan di tempat terbaik di dunia, di depan Ka’bah. Ma syaa Allah, alhamdulillaah yaa Rabb.

Ambil Miqot

Bismillah, pukul 04.15 WAS bis kami pun bergerak menuju Bir Ali untuk mengambil miqot. Ustadz Adi Hidayat kembali mengingatkan segala sesuatu tentang apa-apa yang sebaiknya dilakukan dan apa-apa yang ditinggalkan dalam menjalankan ibadah umrah.

Di masjid Bir Ali ini jamaah menjalankan sholat dua rakaat dan setelah taklim singkat oleh UAH, bis pun berangkat meninggalkan masjid pukul 16.35 WAS.

Labbayka Allāhumma Labbayk. Labbayk Lā Sharīka Laka Labbayk. Inna l-Ḥamda, Wa n-Niʻmata, Laka wal Mulk, Lā Sharīka Lak.

Persiapan Umrah

Photo appears courtesy of Mas Dwi

Ustadz Adi Hidayat memberikan sesi tanya jawab dan penjelasan singkat sebelum keberangkatan menuju Bir Ali sebagai tempat miqot jamaah umrah yang berangkat dari Madinah.

Pertemuan ini diadakan di Masjid Nabawi, diteruskan dengan sholat Dzuhur jama’ qashar Ashar 2 rakaat.

Labbaik Allahumma umrotan badal Kresnadi Koesoemo.

Ke Masjid Quba

Pagi ini jadwalnya city tour, dan spot pertama mengunjungi masjid Quba, masjid yang pertama dibangun oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

Ustadz Adi Hidayat pun menjelaskan segala sesuatu mengenai riwayat masjid tua ini, yang dipercaya bangunan aslinya berada di tempat beliau berdiri di foto ini.

Tak lupa, foto bersama rombongan umrah dengan masjid Quba sebagai background.

Assalamualaika Yaa Rasulullah

Subuh ini bersama ribuan jamaah yang riuh berdesakan setelah melakukan sholat subuh di Masjid Nabawi, kami perlahan bergerak menuju makam Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Kami melewati pintu Bab As Salam, bershalawat, mengirim salam dan mendoakan Rasulullah disertai mata yang tak bisa menahan airnya yang tumpah deras membasahi wajah.

Kami saudaramu ya Rasulullah, datang ya Rasulullah, datang dari jauh untuk mengirim salam dan sholawat atasmu kepada Allah subhanahu wa ta’ala,

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ (فِي رِوَايَةٍ: وَ بَارِكْ) عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى (إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى) آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kamaa shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim, innaKa Hamidum Majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaKa Hamiidum Majid.